Pelabuhan Kelas Internasional Segera Hadir di Gresik. Sejak 10 tahun silam, Pemerintah Kabupaten Gresik berobsesi membangun pelabuhan bertaraf internasional dan terbesar dibangdingkan Surabaya.
KINI mimpi tersebut bakal menjadi kenyataan setelah sebuah konsorsium
investor menaruh minat untuk membangun bandar laut internasional di Kecamatan Manyar.
Gagasan untuk membangun Pelabuhan Kalimireng, maka dalam waktu dekat konsep tersebut bakal terealisir. Pemkab Gresik ingin mengulang kejayaan masa pemerintahan Syech Maulana Ibrahim dan Sunan Giri yang menjadikan Pelabuhan Gresik sebagai pelabuhan laut para saudagar di nusantara.
“Kejayaan Maulana Malik Ibrahim hingga
Raden Santri dalam membangkitkan kawasan pelabuhan akan kami coba untuk
diwujudkan,” kata Wakil Bupati Moch Qosim.
Dikatakan, keinginan untuk membangun pelabuhan laut internasional
didasari karena minimnya kapal mancanegara yang bersandar ke Pelabuhan Gresik.
“Ini yang sedang kami untuk coba bangkitkan kembali oleh kami. Sewaktu
zaman Bupati Soewarso sebenarnya sudah mulai dirintis, tetapi macet.
Investor yang datang tidak bersungguh-sungguh tapi hanya penghubung,”
katanya.
Ditambahkan, untuk pelabuhan yang sedang
dirintis ini, progres reportnya sudah jelas. Saat ini sedang dilakukan
pembebasan lahan. “Kemudian Pak Sambari akhirnya menawarkan pada pihak ke tiga investor. Pembangunan tersebut tidak hanya pelabuhan. Namun juga mepet dengan Kecamatan Bungah yang akan dibangun sebagai kota mandiri,” ujarnya.
Menurutnya, Kota Mandiri akan dibangun
tempat olahraga, pasar jajanan dan fasilitas umum lainnya. “Pembebasan
lahannya sudah dimulai sekarang yang mencapai 600 hektare. Dengan
anggaran untuk pembebasan tanah Rp 1 Triliun ini merupakan proyek
monumental 2012 ini,” jelasnya.
Saat ditanyakan siapa pihak ketiganya, Qosim enggan menjawabnya. “Pak Bupati Sambari
belum mau membukanya. Cepat pembangunannya dan Pemkab Gresik hanya
bentuk tim fasilitator. Pihak ketiga yg membangun. Jalan raya ke laut
sudah sambung. Ini jaminan proyek kami,” pungkasnya.
Sementara itu Abdul Munif, Kepala Desa
Manyar Sidorukun mengatakan pembebasan lahan sudah ada. “Tidak ada
komplain dari warga kami malah mendukung. Karena tidak ada yang
dirugikan karena warga dapat pekerjaan,” jelasnya. Menurut Camat Manyar
Jaeruddin harga tanah saat dibebaskan berbeda. “Bervariasi harga
tanahnya ada yang Rp 50 ribu permeter hingga Rp 60 ribu permeternya,”
ucapnya.
Disebutkan, pembebasan lahan tersebut
adalah di 3 desa Manyar. “Kompleks Manyarejo, Sidomukti dan Sidorukun.
dan disitu tidak ada pemukiman namun hanya lahan tambak. Kebanyakan
pemiliknya orang diluar Manyar dan 90 persen disewakan. Jadi tidak ada
permasalahan yang berarti pembebasan lahannya,” pungkasnya. (san/ris/Radar Gresik/JPNN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar